APPLE
COMPUTER
1. Sejarah
perkembangan Apple
Apple Computer (sekarang dikenal sebagai Apple, Inc) adalah
kekuatan utama dalam revolusi Personal Computer (PC) yang berlangsung di tahun
1970-an dan’80s. Dan bahkan revolusi itu terus menerus berlangsung hingga kini
berkat inovasi yang terus-menerus dilakukan oleh pihak pengembang Apple. Namun
tahukah Anda, Apple pernah mengalami kebangkrutan, atau hal hal lain sepanjang
karir gemilang Apple inc. ? Simak penelusuran kami berikut ini.
Sebelum Steve Wozniak bersama Steve Jobs mendirikan Apple,
Steve Wozniak adalah seorang hacker. Kepandaian Steve Wozniak ini memang
terlihat sejak dia masih kecil yang sangat gemar mengutak atik aljabar dan
algoritma matematika. Kemampuan Steve Wozniak ini tentunya sangat berarti dalam
mendongkrak hidupnya karena baik Steve Wozniak maupun Steve Jobs semasa SMA-nya
tergolong orang orang dengan ekonomi menengah ke bawah.
Pada tahun 1975, Steve Wozniak bekerja di Hewlett-Packard
dan membantu teman-Nya Steve Jobs mendesain video game untuk Atari. Dari
keuntungan yang diperoleh, mereka menggunakannya untuk membeli sebuah computer
yang sangat sederhana, salah satu produk dari Call Computer pimpinan Alex
Kamradt untuk dipelajari mekanismenya. Setelah melihat wacana mengenai
membangun terminal computer sendiri pada suatu majalah berjudul Popular
Electronics terbitan tahun 1975, double steve tersebut merakit sendiri komputer
dengan spare part yang ada. Computer Conversor yang dirakit tersebut terdiri
dari 24 baris dan 40 kolom, hanya menggunakan huruf capital, menggunakan
monitor berupa video teletype dan dapat terhubung dengan Call Computer. Alex
Kamradt menanggapi positif hal ini dan bekerja sama dengan Steve Wozniak untuk
menjual produk jadinya melalui firma dagang yang dimiliki Kamradt.
Pada tahun 1975, Wozniak mulai menghadiri pertemuan di
Homebrew Computer Club. Pada pertemuan tersebut Microcomputers baru seperti
Altair 8800 dan IMSAI menginspirasinya untuk menggunakan mikroprosesor ke dalam
video teletype dan lengkaplah computer yang ia rancang.
Pada saat itu hanya tersedia microcomputer CPU Intel 8080
senilai US $ 179 dan Motorola 6800 yang dibandrol US $ 170. Saat itu Wozniak
berniat bekerja sama dengan Motorola, namun saat itu masih belum menemukan kata
sepakat karena range harga yang diminta baik Intel maupun Motorola saat itu
jauh dari range budget mereka. Namun Wozniak tak menyerah. Ia melihat,
mempelajari dan mendesain skema computer pada kertas. Dalam benaknya, membuat
CPU hanyalah tinggal menunggu hari saja.
Ketika MOS Technology 6502 chip (sekarang baterai CMOS)
dirilis dengan kisaran harga US $ 20 pada tahun 1976, Wozniak membuat program
yang sesuai untuk chip tersebut dengan bahasa BASIC dan mulai mendesain
computer yang mampu menjalankannya. MOS 6502 didesain oleh orang yang sama
dengan orang yang membuat Motorola 6800, karena banyak pekerja di Silicon
Valley yang mendirikan atau membuat usaha sendiri sebagai sampingan.Wozniak
melakukan sedikit perubahan kecil agar chip baru tersebut dapat berjalan dengan
baik. Wozniak menyempurnakan penemuaanya dan membawanya ke pertemuan Homebrew
Computer Club sebagai show off.
Pada pertemuan tersebut, Wozniak bertemu teman lamanya
Steven Jobs yang sama-sama tertarik terhadap potensi komersial dari hobi
computer tersebut.Setelah itu Jobs melakukan pendekatan dengan toko computer
local, The Byte Shop yang pada akhirnya setuju untuk menjual produk Jobs. Namun
dengan catatan, komputer yang dibuat harus dirakit dengan baik menjadi satu
kesatuan utuh (assembled). Pemiliknya, Paul Terrell, menyampaikan bahwa ia akan
memesan 50 mesin computer dan membayar US $ 500 pada setiap pengiriman. Jobs
mengamini tawaran tersebut dan menghubungi Cramer Electronics, distributor
peralatan elektronik skala nasional sebagai media partnernya. Inilah awal
dirancangnya Apple I yang menjadi pondasi perkembangan produk-produk Apple
Logo
Apple ketika tahun 1976 dibuat oleh Rob Janoff dengan tema warna pelangi yang
digunakan hingga 1998
a. Apple I
The Apple I, juga
dikenal sebagai Apple-1, merupakan awal komputer pribadi dan dibilang sebagai
biangnya atau nenek moyangnya dari semua komputer APPLE pada masa selanjutnya.
Komputer ini dirancang dan dibangun secara hand made oleh Steve Wozniak dan
Steve Jobs-lah yang mempunyai ide penjualan komputer. Produk Apple pertama ini
pertama kali ditunjukkan ke publik pada April 1976 di Homebrew Computer Club di
Palo Alto, California dan mulai dijual pada Juli 1976 dengan harga $ 666.66.
b. APPLE II
Berbeda halnya dengan Apple I yang masih menggunakan kayu
sebagai casingnya, Apple II telah melakukan up grade berbeda dengan menggunakan
casing dari bahan metal. Apple II diluncurkan pada April 1977, dan ditujukan
untuk kebutuhan personal. Apple II ini telah mendukung Graphic, Bahasa BASIC,
Visical (dengan Excel sebagai jendelanya), dan dilengkapi dengan game Oregon
Trail. Apple II ini juga dilengkapi dengan twin floppy disk drive dan monitor.
Apple II juga memiliki fitur yang terintegrasi keyboard, suara, plastik kasus,
dan delapan internal slot ekspansi.
c.
Apple III
Pada awal tahun
1980-an, Apple Computer menghadapi meningkatnya kompetisi dari perusahaan lain.
Saingan Utama Apple Computer adalah Commodore. Namun hal tersebut tak
berlangsung lama, setelah produsen computer tingkat mainframes, IBM, memasuki
pasar. Walaupun Apple II telah dinyatakan siap platform karena Visicalc, Apple
tetap menyiapkan Apple III untuk menyaingi IBM versi PC
d. Xerox PARC dan LISA
e.
LISA
Pada Desember 1979, Steve Jobs dan teknisi grup komputer
Apple melakukan tur ke laboratorium Xerox PARC dan dengan disaksikan peneliti
dari Xerox, mereka mendemonstrasikan GUI (Graphic User Interface) pada computer
Alto. Pada saat itu Steve Jobs menyadari pentingnya GUI pada computer masa
depan daripada menggunakan interface berbasis teks (misalnya, perbandingan
perintah dengan command prompt dibandingkan dengan perintah pada layar windows
yang lebih nyaman)
Dalam pakta kerja samanya Xerox memberika akses pada Apple
untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh Xerox selama 3 hari sebagai
kompensasi nilai tukar saham yang kala itu mencapai $ 1.000.000. Selama masa
itu, para ilmuwan Apple mempelajari liku-liku dari GUI atau interface WIMP
sehingga menghasilkan computer Apple yang pertama kali berbasis GUI dan diberi
nama LISA (konon nama ini berasal dari putri pertama Steve Jobs yang merupakan
kepanjangan dari Locally Integrated Software Architecture)
Hanya saja, Local Intregated Software Architecture atau LISA
bisa dibilang sebagai produk gagal APPLE karena walaupun LISA sudah dilengkapi
dengan mouse dan GUI (Graphical User Interface), LISA dibandrol dengan harga
sangat mahal, sekitar $10,000 dan LISA tidak Compatible dengan produk
sebelumnya yaitu Apple II sehingga gagal melakukan penetrasi pasar.
f.
MAC 128k
Diluncurkan
pada tahun 1984 dan mampu mendobrak dominasi IBM dan DOS pada saat itu.
g. MAC II
Setelah 3 tahun sejak kesuksesan MAC 128k, Pada 1987 APPLE
kembali meluncurkan MAC II yang ditambahi dengan dipasangnya Floppy Disk Slot
(disket) serta juga memakai HardDisk sebagai penyimpan data, selain itu MAC II
juga didukung 8-bit/256 Color Video
h.
Macintosh Color Classic
Komputer
APPLE pertama yang layarnya berwarna, sudah ada Smiley icon-nya, dan pengaturan
suara dan contrast melalui layar monitor.
i.
Mac Portable
Dirilis Pada tahun 1989, nenek moyang MacBook ini dijual
seharga kurang lebih $6,500, dengan berat 6kg juga dilengkapi dengan Trackball
(Trackpad) dan dilengkapi dengan battery yang mampu bertahan selama 10jam
j.
TAM (Twentieth Anniversary Macintosh)
Sempat Dipromosikan melalui film Batman & Robin, dan
sudah memiliki Sound Card dan Remote Control
h.
iMac
Konon kabarnya melalui iMac inilah APPLE dapat kembali
bangkit dari kebangkrutan yang melandanya selama 2 tahun
k.
Mac Mini
Salah satu inovasi produk yang banyak kalangan menilai suatu
kegilaan karena diproduksi tanpa menggunakan Keyboard, Mouse dan Monitor,
dirilis pada tahun 2005 dengan harga $499
l.
MacBook Air
MDisebut-sebut sebagai komputer tertipis didunia dengan
hanya seberat 1,5 Kg, Ketebalan bagian depan hanya 0,16 Inch dan bagian
belakang 0,76 Inch. Yang menarik, casing laptop itu berbahan alumunium
yang mudah didaur ulang dan komponen-komponennya dibuat dari bahan-bahan yang
tak berbahaya.
2. Rahasia
Keberhasilan Apple
2.1.
Produk-produk penuh inovasi
Berdasarkan survei tahun 2005 yang dilakukan oleh Boston
Consulting Group, yang bertanya kepada 940 eksekutif senior di 68 negara,
mengenai 20 perusahaan paling inovatif, Apple ditunjuk sebagai perusahaan
paling inovatif di dunia. Mereka menilai Apple telah memberikan pengalaman yang
hebat kepada pelanggannya yang disertai dengan desain yang luar biasa. Apple
juga memunculkan gagasan baru yang mendefinisikan ulang kategori lama, seperti
music player. Apple juga terus-menerus melakukan perubahan pada model bisnis
dan merek yang mereka miliki.
Apa yang menjadi rahasia keberhasilan Apple? Tanyakanlah
pertanyaan itu kepada Steve Jobs maka ia akan bercerita mengenai bagaimana
gagasan hebat dapat berakhir menyedihkan. Ceritanya begini. Seorang desainer
datang dengan gagasan yang hebat. Lalu sang desainer membawa gagasannya itu
kepada seorang teknisi. Lalu teknisi itu berkata “Tidak, kita tidak bisa
melakukan hal itu. Itu tidak mungkin”. Lalu para teknisi itu membawa gagasan
itu kepada orang-orang pabrik dan mereka berkata, “Kita tidak dapat membangun
benda itu!” Kemudian situasi menjadi bertambah buruk.
Situasi seperti itulah yang dihadapi oleh Steve Jobs dan
Jonathan Ive, kepala desain Apple, pada tahun 1997 ketika mereka berhasil
mendapatkan gagasan bagi original iMac, sebuah komputer penuh warna dengan
tabung sinar katoda, yang saat itu hanya mungkin ada di film-film fiksi.
“Ketika kami membawa gagasan itu kepada para teknisi, mereka berkata, “Oh.”
Lalu mereka mengatakan 38 alasan mengapa gagasan itu tidak akan bisa berhasil.
Lalu Jobs berkata, “Kami akan melakukannya.” Dan mereka menjawab, “Tapi
mengapa?” Dan Jobs berkata, “Karena saya adalah pemimpin perusahaan ini dan
saya pikir ini bisa diselesaikan.” Lalu para teknisi itu mengerjakannya sambil
menggerutu. Tetapi hasilnya menjadi ledakan besar.
Ada dua pelajaran yang bisa dipetik dari cerita itu yang
menjadi rahasia keberhasilan Apple dalam menciptakan produk-produk yang
inovatif: pertama mengenai kolaborasi (collaboration), dan satu lagi mengenai
pengendalian (control). Sudah menjadi hal biasa apabila para pegawai Apple
terus menerus berbicara mengenai “kolaborasi intensif”. Mereka yang bekerja di
Apple yakin bahwa sebuah produk dapat tercipta bukan melalui proses dari satu
tim ke tim yang lain. Tidak ada tahapan khusus, atau tahapan bertahap. Malahan,
semuanya berlangsung secara simultan dan alami. Sebuah produk dikerjakan secara
paralel oleh seluruh departemen (desain, hardware, software) dalam satu waktu.
Itu semua berlangsung dalam diskusi antar disiplin desain yang terus menerus.
Sementara banyak manajer yang membual mengenai sedikitnya
waktu yang mereka habiskan di meja rapat, Apple melakukan hal sebaliknya. Apple
menghabiskan banyak waktu di meja rapat. “Ketika tantangan itu sangat kompleks,
anda perlu mengembangkan produk secara kolaboratif dan terintegrasi,” ujar Ive.
Demikianlah cara pikir yang dimiliki oleh setiap pegawai Apple. Cara berpikir
itu juga disertai dengan sikap positif dari setiap pegawai Apple yang menyebut
diri mereka sebagai orang-orang terpilih.
Pelajaran kedua dari cerita itu adalah mengenai pengendalian
(control) dan ini berhubungan dengan pribadi Steve Jobs. Jobs adalah seorang
inovator teknologi terbaik di dunia tetapi bukan karena ia seorang teknisi atau
programer. Jobs tidak memiliki gelar M.B.A. Bahkan ia tidak memiliki gelar
sarjana. Dia drop out dari Reed College setelah satu semester berkuliah. Apa
yang dimiliki oleh Jobs adalah bakat alami dalam hal desain dan kemampuan untuk
mendapatkan pekerja-pekerja terbaik yang bertalenta. Namun, di atas semuanya
itu, apa yang ia miliki adalah kesediaannya memperjuangkan apa yang ia yakini.
Jika ia tidak setuju dengan pendapat pegawainya maka ia akan berusaha untuk
merubah pendapat pegawainya itu atau setidaknya membuat pegawainya itu lebih
baik tutup mulut saja. Jobs juga sangat berhati-hati dalam melindungi para
pekerjanya agar jangan ada perusahaan lain yang ‘mencuri’ para pekerjanya dari
perusahaannya. Apabila ada orang luar yang berkenalan dengan para pekerjanya,
Jobs hanya memberitahu nama depan dari para pekerjanya. “Anda hanya perlu tahu
nama depannya, dan tidak perlu tahu nama akhirnya,” ujar Jobs.
Adapun Apple merupakan cerminan dari filsafat hidup Jobs.
Salah satu alasan mengapa Apple memiliki sendiri perangkat keras dan perangkat
lunak adalah karena Jobs tidak ingin perangkat lunak yang dibuatnya dijalankan
dalam perangkat keras yang dibuat oleh orang lain yang tidak ia kenal. Dia
ingin memiliki perangkat keras sendiri. Lagipula, siapa yang dapat ia percaya
bahwa segalanya akan terintegrasi dengan baik kalau bukan dirinya sendiri.
Jobs membutuhkan peran sebagai pengendali karena ia adalah
orang yang sangat teliti mengenai teknologi. Jobs ingin agar semuanya dapat
terintegrasi dengan baik. Itulah kontrol pertama yang ia ingini dan telah
terbukti berhasil menciptakan iPod yang terintegrasi sangat baik dengan iTunes
Music Store. Menurut Jobs, inovasi sangat sulit diperoleh sebab itu dibutuhkan
kontrol. Inovasi akan menyebabkan masalah, sebab itulah lebih mudah untuk
menghindari inovasi daripada mengejar inovasi. Sudah banyak orang yang
menyerah, tapi tidak demikian halnya dengan Jobs. Ia adalah orang yang cerdas,
dan lebih dari itu, ia juga adalah orang yang dapat berkata kepada pegawainya
untuk tidak pulang ke rumah dan terus bekerja di kantor untuk berpikir beda.
Itulah kontrol kedua, yaitu Jobs tidak akan segan-segan memecat pegawainya yang
tidak bisa bekerja sesuai keinginannya.
Apple juga sangat mengutamakan perancangan tampilan antarmuka.
Hal itu sangat jelas terlihat dalam produk mereka yang terbaru, yaitu iPhone.
Kesalahan perancangan walau hanya beberapa pixel dapat menjadi perdebatan.
Scott Forstall, seorang vice president di Apple bagian Platform Experience,
mengatakan bahwa ia memiliki kaca pembesar yang selalu ia gunakan untuk
memastikan bahwa semua pixel telah digunakan secara tepat. Ketelitian tersebut
tentu saja menghasilkan tampilan antarmuka yang memukau seperti yang terdapat
pada layar iPhone. Ketika pengguna menggesek jarinya pada layar iPhone untuk
membuka kunci iPhone, maka pengguga tidak sekadar mengakses menu-menu yang ada.
Lebih dari itu, sedang memasuki sebuah dunia kecil dimana data-data berada.
Data-data berupa animasi yang kaya warna dan efek. Tampilan
gambar dapat diperkecil hanya dengan mencubit gambar itu dengan dua jari.
IPhone sengaja tidak memiliki keyboard atau mouse, tapi memiliki layar sentuh
untuk menciptakan ilusi dimana pengguna seakan-akan secara langsung sedang
berurusan dengan data-data tersebut.
Adapun yang membuat Apple dapat menciptakan iPhone adalah
karena sikap “kami adalah spesial” yang dimiliki oleh Apple. Jobs berkata,
“Sudah berlangsung lama, sejujurnya, ada orang-orang yang sok hebat yang
mendikte apa yang seharusnya ada pada telepon. Hal itu tidak berlaku bagi kami
karena kami menginginkan inovasi.” Sikap itu membuat Apple bisa keluar dari
batasan-batasan yang ada sehingga dapat melakukan inovasi. Tony Fadel, seorang
kepala dari divisi yang terdapat di Apple, berkata, “Apple melanggar semua aturan
proses umum untuk mewujudkan iPhone menjadi kenyataan.”
Think Like Steve
Steve Jobs bersama Stephen Wozniak mendirikan Apple 30 tahun
yang lalu. Mereka percaya kalau produk buatannya adalah produk yang terbaik
bukan sekadar lebih baik dari produk lain. Di bawah kepemimpinannya, Apple
telah mengeluarkan empat produk yang luar biasa sukses yaitu Apple II,
Macintosh, iPod, dan iPhone. Bahkan lima jika itu termasuk film animasi Toy
Story yang merupakan film animasi pertama yang dikerjakan dengan menggunakan
komputer oleh studio animasi Pixar.
Jobs adalah sosok yang sangat bersemangat dalam bidang
pengembangan produk dan dalam mewujudkan visi-visi pribadinya. Dia tidak pernah
berhenti untuk mewujudkan visinya. Agar bisa memantau seluruh aktivitas
pegawainya, Jobs membuat ramping struktur manajemen Apple dengan hanya
mempekerjakan 20.000 orang. Dengan demikian, ia dapat mengetahui apa yang
terjadi pada struktur terbawah. Apple juga hanya memiliki satu komite saja
untuk mengambil keputusan mengenai harga. Kepribadian Jobs sendiri tidak kalah
unik dari merek-merek yang ia hasilkan. Jika slogan bagi pelanggan Apple adalah
“Think different,” maka slogan bagi pegawai Apple adalah “Think like Steve.”
DAP, MLP (Berita Indonesia 31)
2.2. Gaya Manajemen nan Elegan dari
Apple
iMac,
iPod, iTunes, iPhone dan semua produk-produk buatan Apple Computer sungguh
merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan
dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin
menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan
melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling
tangguh dalam era konvergensi digital masa depan.
Dalam
lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi.
Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan,
kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau,
iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via
iTunes. Pendeknya, menyaksikan kisah Apple ibarat menikmati jus apel yang segar
dan menyehatkan. Lalu, apa sesungguhnya faktor kunci dibalik menjulangnya
kerajaan Apple?
Penyelidikan terhadap proses bisnis
yang dilakoni oleh Apple membawa kita pada tiga elemen kunci yang mungkin bisa
menjelaskan kejayaan perusahaan dari Cupertino, California ini. Elemen yang
pertama dan mungkin paling vital adalah eksistensi sang CEO dan juga pendiri,
Steve Jobs. Tak pelak, pria yang suka berpenamilan casual ini merupakan figur kunci dibalik ketangguhan Apple.
Melalui visinya yang tajam dan citarasa yang kuat akan produk-produk teknologi
berestetika, Steve telah menjelmakan dirinya sebagai jangkar yang amat
menentukan ke arah mana bahtera Apple hendak dilayarkan.Pertautan Steve Jobs
dengan Apple sendiri merupakan sebuah kisah yang panjang nan berliku. Pria yang
drop out saat kuliah di semester pertama ini
mendirikan perusahaan Apple ketika usianya baru masuk 22 tahun (!) dari sebuah
garasi mobil di rumah kontrakan. Di tahun-tahun awal berdirinya pada
pertengahan tahun 70-an, Apple sempat mengguncang dunia dengan mengeluarkan
produk personal computer pertama di dunia. Namun seiring berjalannya waktu,
nasib Steve Jobs sendiri justru berakhir tragis : pada tahun 1986 ia justru
dipecat dari Apple. Sejak ia pergi, Apple limbung dan didera kegagalan demi
kegagalan.
Setelah sempat berpetualang dengan mendirikan perusahaan
Pixar (yang memproduksi film animasi sukses seperti Toy Story, Finding Nemo dan
Cars), Steve Jobs melakukan langkah comeback : kembali direkrut untuk
mengomandani Apple. Saat itu, tahun 1997, Apple tengah berada pada titik nadir,
dan banyak orang meramalkan perusahaan ini sebentar lagi akan masuk liang
kubur. Senjakala kematian mengintai dan mereka tak yakin Steve Jobs mampu
menjelmakan dirinya menjadi sang dewa penyelamat. Toh sejarah kemudian menjadi
saksi : betapa Steve Jobs telah melakukan proses comeback yang spektakuler. Steve
Jobs sendiri sejatinya merupakan figur yang unik. Brilian, memiliki kepekaan
seni yang mumpuni (ia pernah belajar kaligrafi), namun sekaligus memiliki sense
of strong leadership. Pada sisi lain, Steve adalah pribadi yang selalu memburu
titik kesempurnaan – baik pada aspek desain ataupun dalam proses manufakturing
beragam lini produknya. Begitu ia yakin dengan visi desain produknya, maka ia
akan bekerja mati-matian bersama para engineernya untuk memastikan agar desain
itu benar-benar dapat diproduksi dengan penuh kesempurnaan. Kisah penciptaan
iPod dan iPhone barangkali tak akan pernah terjadi tanpa sikap perfeksionis dan
sekaligus proses kepemimpinan yang kuat dari Steve Jobs.
Elemen kedua yang menjadi penentu keberhasilan Apple adalah
ini :
sinergi yang sempurna antara beragam tim – baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semua melakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk di Apple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesai lalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware. Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek ini dikerjakan bersama-sama secara simultan. “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews,”demikian tulis majalah Time dalam salah satu liputannya yang memikat tentang Apple. Elemen yang terakhir mungkin lebih jarang diketahui orang. Elemen ini adalah hadirnya sang jenius lain bernama Jonathan Ive yang menjabat sebagai Chief Design Apple. Jonathan Ive adalah seorang desainer produk brilian yang telah memiliki peran amat sentral dalam sejarah kelahiran produk-produk legendaris Apple. Ive-lah yang menjadi otak dibalik lahirnya produk iMac, iPod dan iPhone. Dengan kata lain, sosok inilah yang dengan jitu menerjemahkan visi Steve Jobs menjadi kenyataan melalui rangkaian produk yang elegan dan penuh nuansa keindahan.
sinergi yang sempurna antara beragam tim – baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semua melakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk di Apple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesai lalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware. Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek ini dikerjakan bersama-sama secara simultan. “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews,”demikian tulis majalah Time dalam salah satu liputannya yang memikat tentang Apple. Elemen yang terakhir mungkin lebih jarang diketahui orang. Elemen ini adalah hadirnya sang jenius lain bernama Jonathan Ive yang menjabat sebagai Chief Design Apple. Jonathan Ive adalah seorang desainer produk brilian yang telah memiliki peran amat sentral dalam sejarah kelahiran produk-produk legendaris Apple. Ive-lah yang menjadi otak dibalik lahirnya produk iMac, iPod dan iPhone. Dengan kata lain, sosok inilah yang dengan jitu menerjemahkan visi Steve Jobs menjadi kenyataan melalui rangkaian produk yang elegan dan penuh nuansa keindahan.
Demikianlah tiga elemen kunci yang kira-kira bisa
menjelaskan tentang melambungnya prestasi Apple.Jika kita telisik, ketiga
elemen people management : elemen yang ini semuanya bermuara pada pertama
tentang leadership yang kuat dan visioner, yang kedua tentang kekuatan sinergi,
dan yang ketiga tentang pengembangan kompetensi dan keahlian.
Rangkaian produk Apple selama ini memang selalu menebarkan
pesona yang menggetarkan. Namun dibalik itu semua, mereka juga telah memberikan
contoh yang sempurna tentang bagaimana menjalankan proses people management
secara elegan.
Kelebihan:
Kekurangan:
- Jumlah Aplikasi dan games terbanyak dibanding OS smartphone lain.
- Punya kontrol ketat terhadap kualitas aplikasi yang ada di apps store.
- Performa & kualitas menjalankan aplikasi/games lebih bagus dibanding smartphone dengan OS lainnya.
- Device-device lama bisa mendapat update OS walau secara hardware jauh tertinggal.
- Pelopor could computing (media penyimpanan data secara online).
- Garansi device internasional
- Harga jual kembali lebih stabil.
Kekurangan:
- Harga devicenya lebih mahal.
- Media konektifitas seperti bluetooth & wifi sharing terbatas hanya untuk sesama perangkat iOS (bisa diakali dengan cara membeli aplikasi di apps store).
- Aplikasi-aplikasi tertentu banyak terdapat versi berbayar/trial (bisa diakali dengan jailbreak dan dapat memasang aplikasi bajakan).
- Harus terkoneksi dengan iTunes jika ingin share media file dengan PC atau Notebook.
- Tidak ada slot micro SD dan baterai sudah built in ( tidak bisa dicopot).
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar